Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi para murid baru SMP Kartika. Pagi itu para murid baru tengah membaca pengumuman di kelas mana mereka akan menimba ilmu selama setahun.
"udah ya ma, sampe sini aja nganterinnya. biar nanti Isty cari kelas sendiri aja." kata anak perempuan pada ibunya di depan gerbang SMP Kartika.
"yaudah, kamu hati-hati ya sayang. mama berangkat dulu."
Setelah itu, Isty melangkah masuk ke dalam sekolah barunya itu. gak kerasa, tiba-tiba gue udah SMP batin Isty senang. Semua itu rasanya seperti mimpi. Seingatnya, baru kemarin ia duduk di bangku kelas 1 SD. Sekarang ia sudah kelas 7.
Isty melihat papan pengumuman dan mencari namanya. Tak lama kemudian, salah seorang cewek menyapanya.
"hai Isty! lo juga masuk sini?" tanya cewek itu.
"eh Tia. iya gue masuk sini. emang kenapa?" jawab Isty agak kesal.
"nggak. gue gak nyangka aja, bisa ketemu lo lagi." kata Tia.
"haha iya ya, gue juga. semoga kita sekelas ya." jawab Isty basa-basi.
"iya ya. kan asik tuh kalo kita sekelas lagi."
aduh, kenapa mesti ada cewek ini sih? males deh gue gumam Isty kesal. Karena ia tak senang, saingannya di SD dulu ada di sekolah yang sama dengannya.
"duh, gue masuk tujuh apa sih?" sekali lagi Isty mencari-cari namanya di papan pengumuman. Akhirnya ia menemukannya. "Metara Istyana : kelas 7 i"
"hah? gue gak salah liat kan?" kata Isty setengah berteriak.
"aduh, kena kutukan apa sih gue? bisa sekelas 'lagi' sama anak itu?" kata Isty kesal-dengan memberi tanda kutip pada kata lagi-setelah membaca tulisan "Wini Setiarina : kelas 7 i". Ternyata, ia sekelas 'lagi' dengan Tia saingannya di SD. ya Allah, kutukan apa yang Engkau berikan untukku? batin Isty sedih.
"hei Isty! ternyata bener ya, kita sekelas. nanti di kelas, lu mau kan duduk sama gua? abisnya, gak ada yang gua kenal lagi disini selain lu." ucap Tia yang tiba-tiba ada di belakang Isty.
"yaa, terserah lo aja deh" jawab Isty pasrah.
"eh iya, sekarang jangan panggil gue Tia lagi dong. panggil aja Ina. okey?"
"kenapa emang?"
"gak pa-pa. lo juga emang gamau ganti nama panggilan ty?"
"emm, yaudah deh. gue juga. Tara aja."
Bel masuk pun berbunyi. Mereka berdua berjalan menuju kelas 7i. Tak lama para mentor datang memasuki kelasnya. Kakak-kakak itu memperkenalkan diri dan menjelaskan segala sesuatu untuk 3 hari MOS di SMP Kartika.
"heh elo!" teriak salah satu mentor yang menunjuk ke arah Isty.
"eh, ngg.. saya kak?" jawab Isty tergagap sekaligus kaget.
"ya, elo!"
"emm, ada apa kak?"
"dari tadi gue liat, lo ngeliatin gue sinis. kenapa?! gak suka sama gue?!" tanya kakak kelas itu dengan jengkel sambil menghampiri Isty.
"ngg..ng.. nggak kok kak. beneran deh. malah aku kagum sama kakak. soalnya kakak hebet banget bisa jadi mentor buat MOS. kakak salah liat kali. aku bukannya sinis, tapi mata aku aja dari sananya emang kayak gini." jawab Isty asal dan ketakutan.
"yee. gue kan OSIS, jelas lah jadi mentor. bego banget sih lo! cari alesan aja bisanya!"
"udahlah La, jangan diomelin terus anak orang. kasihan tau." kata Muti kepada temannya Lola.
"oke, gue maafin lo. tapi awas ya, jangan berani-berani lo sinisin gue lagi!" ancam Lola pada Isty sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Isty. duh gila, galak amat nih mentor batin Isty setelah Lola menjauh dari tempat duduknya. Lola adalah seorang mentor yang sangat ingin dihormati oleh para juniornya. Karena ia merasa sudah menjadi yang paling tua di sekolahnya alias sudah kelas sembilan.
"kenapa sih La, kok dari tadi lo ngomelin anak orang mulu? kan kasian. nati kalo dia ngadu ama bokap nyokapnya gimana? kan kita juga yang repot." bisik Muti pada Lola di kelas 7i saat para siswa pulang.
"abisnya, ade-adenya pada ngeselin banget! kalo gak digituin, mereka gak bakalan hormat sama kita Mut! lagian, gak pa-pa sih. kan sekali-kali gue ngomelin anak orang. hehehe." jawab Lola licik.
"ya tapi gausah pake dimarahin kayak gitu juga kali La."
****
"duh, gilaa! galak amat tuh mentor. kenapa sih hari ini gue sial banget? udah sebangku ama Tia, diomelin kak Lola pula." curhat Isty kesal pada teman barunya, Nurul.
"lagian, lo kenapa sih Ty? kayaknya jijik banget ama Tia? kalo lo kesel sama ka Lola sih wajar. lah Tia? salah apa dia sama lo?" tanya Nurul.
"lo gatau sih Rul. gue ama Tia meskipun di luar keliatan deket, tapi di dalemnya, BENCI banget!" omel Isty.
"yaampun. kayak musuh bebuyutan aja lo."
"hahaha, emang iya." akhirnya Isty pun tertawa mengiyakan perkataan Nurul.
"eh Rul, lo inget gak siapa nama cowok yang duduk di depan Tia?" tanya Isty.
"emm... nggak. emangnya kenapa? wahh.. lo naksir yaa? ciee ciee." ledek Nurul.
"ah nggak. gue cuma pengen tau aja namanya." sergah Isty.
"yaudah yaa, gue balik dulu" pamit Nurul.
"iya. daah."
Mereka pun meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah masing-masing.
****
Para peserta MOS pagi itu telah berbaris di tengah lapangan untuk mengikuti apel pembukaan MOS. Terlihat anak-anak murid dari kelas 7a-7k sedang diberi pengarahan oleh para guru. Hari ini, mereka akan diberi pengenalan ruangan-ruangan yang ada di SMP Kartika. Satu persatu siswa siswi kelas 7 meninggalkan lapangan dan mengikuti para mentornya menuju ruangan masing-masing yang akan dituju.
"huft. capek juga ya ternyata abis keliling gedung sekolah ini. tapi lumayan sih, gak kena omelan mentor." ucap Isty di kelas. Kini ia sudah mempunyai cukup banyak teman di kelasnya.
"iya nih, capek banget gue. abis ini kan, kita dikerjain lagi ama para mentor yang kejam itu." ucap Kiki kesal.
"yaudah lah Ki. nikmatin aja. hahaha." jawab Isty santai.
"apa yang mau di nikmatin coba?! capek tau gua."
"hehe maap. abis, gue lagi mau enjoy." bela Isty.
Tak lama, Muti dan Lola memasuki kelas 7i. mereka lalu memberi pengarahan tentang acara selanjutnya.
"nah ade-ade, gimana tadi jalan-jalannya? asik kan?" tanya Muti lembut.
"iyaa kaak. asik banget!" jawab anak-anak kelas 7i serempak.
"sekarang kakak mau buat games. gamesnya gini, kalian lepas sepatu dan kaos kaki kalian dan kumpulkan semuanya di depan. kakak akan berikan waktu 1 menit untuk kalian mengambil kembali keduanya dan memakainya." kata Muti ramah.
"yah ka. sepatu ama kaos kaki kita kan hampir sama semua. nanti kalo ketuker gimana ka?" tanya salah seorang cewek manja yang kelihatannya tak mau barangnya tertukar.
"yee itu sih bukan urusan gue! bagi yang gak bisa dapetin kaos kaki dan sepatunya, kalian akan kena hukuman!" jawab Lola sambil melanjutkan kalimat Muti.
"hukumannya apa kak?" kata anak lain.
"itu rahasia kita berdua" jawab Muti licik, tapi baik.
"oke, sekarang lo semua kumpulin sepatu dan kaos kaki masing-masing ke depan. CEPET!" bentak Lola pada anak kelas 7i. Mereka buru-buru melepaskannya dan menaruh di depan kelas. Setelah games selesai, masih ada beberapa anak yang berdiam di depan kelas karena tidak dapat menemukan kaos kakinya. Termasuk Isty.
"nah, buat kalian. hukumannya gampang kok! kalian cuma gue suruh makan permen ini secara estafet." kata Lola licik. Mereka semua akhirnya menurut karena takut kena omelan Lola. duh, gimana nih gue? masa disuruh makan permen bekas mulut orang lain? mana gue nomor 2 dari yang terakhir lagi. aah. apees! gumam Isty. Murid-murid cowok mendapat giliran awal untuk memakan permen. Dan akhirnya Isty pun memakan permen itu dengan jijik dan terpaksa.
****
"ih, gak lagi-lagi deh gue begitu. hoek. gak enak banget! sumpah." gerutu Isty sepulang sekolah.
"haha lagian elo sih Ty, bisa-bisanya gak dapet kaos kaki!" ledek Nurul.
"halah, elo juga curang. kalos kakinya langsung di kasih nama begitu di kasih tau. huu gak adil tuh!" jawab Isty kesal.
"hehehe... yang penting, gak makan permen menjijikan itu. uwek. gak deh! hahaha." jawab nurul membela diri.
"eh iya rul. gue udah tau nama cowok itu!"
"cowok yang mana?"
"yang gue ceritain kemaren!"
"oh, yang duduk di depan Tia? ciee lo beneran naksir tuuh. haha ciee Isty. First Love-First Love!" ledek Nurul.
"ah elo. ngeledek aja nih. mau tau namanya gak?"
"emang siapa?" tanya Nurul penasaran.
"Bisma, rul. Bisma William. keren yaa namanya. hehehe." jawab Isty senang.
"ohh ciee Isty.. emm, gue duluan ya Ty. takut di tinggal jemputan. kan sekarang gue naik jemputan."
"ohh gitu. yaudah deh hati-hati ya Rul."
"iya Ty. bye!"
****
MOS berakhir. Pertanda, berakhir pula siksaan dari kakak kelas. Siswa-siswi kelas 7 mulai mengenal satu sama lain. Hari ini diawali dengan promosi ekskul. Para siswa diberikan kertas yang berisi pilihan ekskul yang ada di SMP Kartika.
"waah, ekskul. asiiik, hari sabtu gak ada pelajaran. cuma ekskul bentar!" kata Isty senang.
"ah kalo gua mah malah males ty." kata Tia.
yee siapa juga yang nanya lu? batin Isty kesal.
"eh iya, lu mau pilih ekskul apa Ty?"
"emm, apa ya? dulu gue di SD pernah jadi pengibar bendera, trus juga jadi anggota PMR. trus, pramuka gua juga jago. tapi apa yaa?" jawab Isty bingung.
"gila lo. rakus amat. kalo gua sih disuruh karawitan ama nyokap. kan disini ditulis, maksimal ekskul 2. biar gak bentrok dan gak capek." jawab Tia meski nggak ditanya.
"yaa, gue harus tanya nyokap dulu. tapi yang pasti, gue mau ikut paskibra." jawab Isty mantap.
Sesampainya di rumah, Isti memberikan kertas tersebut pada mamanya yangs sedang menonton TV di ruang keluarga.
"gimana nih ma? Isty harus pilih apa? Isty bingung nih!" tanya Isty pada mamanya.
"yaa mama sih terserah kamu aja sayang. yang penting kamu gak capek dan bisa atur waktu." jawab mamanya lembut.
"yaudah deh ma. mama tanda tangan aja dulu. biar nanti Isty pikirin lagi."
Lalu Isty melangkah masuk ke kamarnya sambil memikirkan apa yang harus ia pilih. Dan akhirnya, ia memutuskan untuk memilih Paskibra dan PMR. Dan ia merelakan Pramuka.
****
"lo ikut ekskul apa Ty akhirnya?" tanya Tia lagi keesokan harinya.
"emm, kayak kemaren. gue pilih paskibra ama PMR."
"ih, ngapain sih lo ikut paskibra? kan panas, capek, ntar lo tambah item lagi!" ejek Tia.
"yee suka-suka gue dong! gue emang niat mau nerusin kemampuan gue di SD kok! lagian, gue ini yang ngejalanin. bukan lo! daripada lo, apaan tuh? karawitan! yaelah, jadul!" geram Isty. Astagfirullah. aku jadi ngejelekin budaya Indonesia. padahal kan karawitan gak jelek-jelek banget. bagus malah. gara-gara anak ngeselin ini sih! batin Isty merasa bersalah.
"udah udah. kalian gausah berantem. milih ekskul kan hak masing-masing. jadi gak boleh saling menghina!" lerai Nurul.
"ayo Ty, mendingan lo temenin gue ke kantin. daripada lo ribut terus disini." ajak Nurul sambil menggandeng lengan Isty.
"ih, apa-apaan sih tuh cewek! bisanya ngehina aja!" omel Isty kesal ketika sampai di kantin.
"udahlah, gausah dipikirin. mending kita jajan aja. lu mau jajan apa ty?" nasihat Nurul tenang. Isty tak menjawab pertanyaan Nurul. Tiba-tiba ada seorang cowok yang melintas di depan mereka.
"eh eh Rul. tadi itu bukannya cowok temen sekelas kita ya?" tanya Isty heran.
"iya. dia kan calon ketua kelas. namanya Lana. lo gak tau?"
"ohh iya ya. gue gak terlalu merhatiin sih."
"emangnya kenapa Ty? lo naksir 'lagi' yaa?" ledek Nurul seperti memberi tanda kutip pada kata 'lagi'nya.
"hehe. dikit sih. tapi cuma karna cakep kok! beda kalo sama Bisma..." elak Isty malu.
"yee, dasar elo. hati-hati lho Ty. dia kan cowoknya Triana temen sekelas kita juga. nanti lu bisa kena labrak sama temen-temenya kalo lu ngedeketin Lana!" jawab Nurul menakut-nakuti Isty.
"haa, yaudah lah lupain. yuk ke kelas! udah bel tuh." ucap Isty kecewa.
****
Jam pelajaran terakhir hampir selesai, dan siswa di kelas 7i sedang bersiap untuk pulang. Karena
saat itu, guru yang seharusnya mengajar sedang sakit.
"eh Bis, gue boleh minta nomer HP elu nggak?" tanya Isty yang SKSD dengan Bisma.
"buat apaan?" tanya Bisma.
"yaa, buat ngoleksi aja. nomer temen-temen sekelas gitu deh. boleh yaa?" mohon Isty.
"yaudah. tapi jangan lo kerjain yaa!" kata Bisma memperingati.
"siip. tenang aja Bis! makasih yaa!" jawab Isty girang.
Sesampainya dirumah, Isty langsung mengambil HP kesayangannya dan men-save nomor yang baru saja ia dapatkan. Tapi, ia masih belum berani untuk mengirim sms.
Esoknya, Sabtu pertama libur karena ekskul baru akan dimulai Sabtu depan. Tapi Isty sudah tidak sabar menunggunya. Hingga tak terasa minggu depan itupun datang..
****
Now available on wattpad!
http://w.tt/1MKSXSN
Now available on wattpad!
http://w.tt/1MKSXSN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar